Sabtu, 14 Agustus 2010
Kersik Luway Miliki Anggrek Kelas Dunia
Cagar Alam Kersik Luway di Kampung Sekolaq Darat, Kecamatan Melak terkenal dengan tanaman beberapa jenis anggrek terutama jenis Anggrek Hitam atau Coelogyne Pandurata Lindl dan sudah terkenal baik nasional maupun dunia internasional.
Wisatawan yang berkunjung ke kawasan ini rata-rata 25 orang setiap harinya. Bahkan, pada hari libur bisa mencapai lebih dari seratus orang.
Taman Anggrek Kersik Luway mempunyai luas sekitar 5 ribu hektare (ha). Bagi pengunjung yang baru ke daerah ini, biasanya memerlukan jasa pemandu agar tidak tersesat.
Anggrek Hitam yang merupakan primadona di kawasan ini sudah sangat terkenal sejak zaman dulu. Bahkan banyak dicari dan diburu oleh para kolektor anggrek. Hal ini diakui Sulistiyono SSi, dari Sulistiyono Orchids Nursery Yogyakarta, selain pengusaha prefesional budidaya anggrek.
Di Kalimantan sendiri, banyak ditemui jenis anggrek asli atau endemik. Jenisnya antara lain Phalaenopsis Gigantea dan Paraphalaenopsis Serpentinlingua yang ditemukan oleh JJ Smith, Paphiopedilum Kolopakingi yang ditemukan oleh Fowlie, Bulbophyllum dan lain-lainnya lagi. Untuk keluarga anggrek atau Familia Orchidaceae merupakan kelompok tumbuhan berbunga yang jumlah jenisnya terbesar kedua di dunia setelah Familia Asteraceae.
“Secara global sama seperti Bali lebih dikenal ketimbang Indonesia. Demikian juga halnya dengan Familia Orchidaceae di pedalaman Kalimantan Timur popularitas hutan anggrek yang sudah go international tersebut membuat dunia lebih akrab dengan sebutan Kersik Luway ketimbang Kutai Barat,” kata Sulistiyono
Menurut Sulistiyono, di dunia saja sudah diperkirakan sekitar 20 ribu jenis anggrek yang penyebarannya terutama berada pada daerah yang kaya akan potensi hutan tropisnya. Dan Indonesia sendiri sebagai salah satu negara tropis memiliki keaneka-ragaman hayati kedua terbesar di dunia. Diperkirakan, hingga saat ini Indonesia memiliki kekayaan anggrek sekitar 5 ribu jenis. Ini berarti kekayaan anggrek dunia satu per empatnya berada di wilayah Indonesia. “Pada khususnya Papua sebagai pulau dengan koleksi hayati terbanyak dan yang kedua adalah Kalimantan,” katanya.
Di Indonesia sebagai negara yang sangat kaya akan jenis anggrek, memiliki potensi yang sangat besar dalam pengembangan anggrek. Khususnya Kubar seperti kawasan anggrek di Kersik Luway, Kersik Lepoq, Kersik Serai, Kersik Selewang dan Kersik Kerbangan di atas areal hutan seluas 5 ribu hektare akan menjadi hal yang sangat potensial dalam pengembangan ekowisata anggrek.(***)
Sumber : vivaborneo.com
Sabtu, 19 Juni 2010
ASUHAN KEPERAWATAN ANLL/ AML
A.Definisi
B.Penyebab
Seperti halnya leukemia jenis ALL (Acute Lymphoid Leukemia), etiologi AML sampai saat ini masih belum diketahui secara pasti, diduga karena virus (virus onkogenik). Faktor lain yang turut berperan adalah :
Faktor konstitusi seperti kelainan kromosom (resiko terkena AML meningkat pada anak yang terkena Down Sindrom), herediter (kadang-kadang dijumpai kasus leukemia pada kakak beradik atau kembar satu telur).
2.Faktor eksogen
Seperti sinar X, sinar radioaktif, hormon, bahan kimia (Benzol, Arsen, preparat Sulfat), infeksi (virus, bakteri).
1.Hipertrofi ginggiva
2.Kloroma spinal (lesi massa)
3.Lesi nekrotik atau ulserosa perirekal
4.Hepatomegali dan splenomegali (pada kurang lebih 50% anak)
5.Manifestasi klinik seperti ALL , yaitu
a.Bukti anemia, perdarahan, dan infeksi : demam, letih, pucat, anoreksia, petekia dan perdarahan, nyeri sendi dan tulang, nyeri abdomen yang tidak jelas, berat badan menurun, pembesaran dan fibrosis organ-organ sistem retikuloendotelial (hati , limpa, dan limfonodus)
b.Peningkatan tekanan intrakranial karena infiltrasi meninges : nyeri dan kaku kuduk, sakit kepala, iritabilitas, letargi, muntah, edema papil, koma.
c.Gejala-gejala sistem saraf pusat yang berhubungan dengan bagian sistem yang terkena; kelemahan ekstremitas bawah, kesulitan berkemih, kesulitan belajar, khususnya matematika dan hafalan (efek samping lanjut dari terapi).
D.Patofisiologi dan Pathways
Jaringan pembentuk darah ditandai oleh pergantian sel yang sangat cepat. Normalnya, produksi sel darah tertentu dari prekusor sel stem diatur sesuai kebutuhan tubuh. Apabila mekanisme yang mengatur produksi sel tersebut terganggu, sel akan membelah diri sampai ke tingkat sel yang membahayakan (proliferasi neoplastik). Proliferasi neoplastik dapat terjadi karena kerusakan sumsum tulang akibat radiasi, virus onkogenik, maupun herediter.
Sel polimorfonuklear dan monosit normalnya dibentuk hanya dalam sumsum tulang. Sedangkan limfosit dan sel plasma dihasilkan dalam berbagai organ limfogen (kelenjar limfe, limpa, timus, tonsil). Beberapa sel darah putih yang dibentuk dalam sumsum tulang, khususnya granulosit, disimpan dalam sumsum tulang sampai mereka dibutuhkan dalam sirkulasi. Bila terjadi kerusakan sumsum tulang, misalnya akibat radiasi atau bahan kimia, maka akan terjadi proliferasi sel-sel darah putih yang berlebihan dan imatur. Pada kasus AML, dimulai dengan pembentukan kanker pada sel mielogen muda (bentuk dini neutrofil, monosit, atau lainnya) dalam sumsum tulang dan kemudian menyebar ke seluruh tubuh sehingga sel-sel darah putih dibentuk pada banyak organ ekstra medula.
Sedangkan secara imunologik, patogenesis leukemia dapat diterangkan sebagai berikut. Bila virus dianggap sebagai penyebabnya (virus onkogenik yang mempunyai struktur antigen tertentu), maka virus tersebut dengan mudah akan masuk ke dalam tubuh manusia dan merusak mekanisme proliferasi. Seandainya struktur antigennya sesuai dengan struktur antigen manusia tersebut, maka virus mudah masuk. Bila struktur antigen individu tidak sama dengan struktur antigen virus, maka virus tersebut akan ditolaknya. Struktur antigen ini terbentuk dari struktur antigen dari berbagai alat tubuh, terutama kulit dan selaput lendir yang terletak di permukaan tubuh atau HL-A (Human Leucocyte Locus A). Sistem HL-A diturunkan menurut hukum genetik, sehingga etiologi leukemia sangat erat kaitannya dengan faktor herediter.
Akibat proliferasi mieloid yang neoplastik, maka produksi elemen darah yang lain tertekan karena terjadi kompetisi nutrisi untuk proses metabolisme (terjadi granulositopenia, trombositopenia). Sel-sel leukemia juga menginvasi tulang di sekelilingnya yang menyebabkan nyeri tulang dan cenderung mudah patah tulang. Proliferasi sel leukemia dalam organ mengakibatkan gejala tambahan : nyeri akibat pembesaran limpa atau hati, masalah kelenjar limfa; sakit kepala atau muntah akibat leukemia meningeal.
E.Komplikasi
1.Gagal sumsum tulang
2.Infeksi
3.Koagulasi Intravaskuler Diseminata (KID/DIC)
4.Splenomegali
5.Hepatomegali
F.Pemeriksaan Diagnostik
1.Hitung darah lengkap (CBC). Anak dengan CBC kurang dari 10.000/mm3 saat didiagnosis, memiliki prognosis paling baik. Jumlah leukosit lebih dari 50.000/mm3 adalah tanda prognosis kurang baik pada anak sembarang umur.
2.Pungsi lumbal, untuk mengkaji keterlibatan SSP.
3.Foto thoraks, untuk mendeteksi keterlibatan mediastinum
4.Aspirasi sumsum tulang, ditemuakannya 25% sel blast memperkuat diagnosis.
5.Pemindaian tulang atau survei kerangka, mengkaji keterlibatan tulang.
6.Pemindaian ginjal, hati, dan limpa, mengkaji infiltrat leukemik
7.Jumlah trombosit, menunjukkan kapasitas pembekuan.
G.Penatalaksanaan
Protokol pengobatan bervariasi sesuai jenis leukemia dan jenis obat yang diberikan pada anak. Proses remisi induksi pada anak terdiri dari tiga fase : induksi, konsolidasi, dan rumatan. Selama fase induksi (kira-kira 3 sampai 6 minggu) anak menerima berbagai agens kemoterapi untuk menimbulkan remisi. Periode intensif diperpanjang 2-3 minggu selama fase konsolidasi untuk memberantas keterlibatan sistem syaraf pusat dan oragan vital lain. Terapi rumatan diberikan selama beberapa tahun setelah diagnosis untuk memperpanjang remisi. Beberapa obat yang dipakai untuk leukemia anak-anak adalah prednison, vinkristin, asparaginase, metrotreksat, merkaptopurin, sitarabin, alopurinol, siklofosfamid, dan daunorubisin.
H.Pengkajian Keperawatan
1.Kaji adanya manifestasi klinik AML (kelelahan, nyeri, pucat, anoreksi, perdarahan, penurunan berat badan, letargi, hipertropi ginggiva, ulserosa perirektal, dll)
2.Kaji reaksi anak terhadap kemoterapi : diare, anoreksia, mual, muntah, retensi cairan, hiperuremia, demam, stomatitis, ulkus mulut, alopesia, nyeri, dll
3.Kaji adanya tanda dan gejala infeksi : peningkatan leukosit, demam, peningkatan LED
4.Kaji adanya tanda dan gejala hemoragi
5.Kaji adanya tanda dan gejala komplikasi : somnolens radiasi, gejala SSP, lisis sel.
6.Kaji koping anak dan keluarga.
I.Diagnosa Keperawatan
1.Intoleransi aktivitas
2.Resiko tinggi infeksi
3.Kelebihan volume cairan
4.Kerusakan integritas jaringan
5.Resiko tinggi perubahan nutrisi
6.Resiko tinggi cedera
7.Gangguan citra diri
8.Ansietas
9.Resiko tinggi penurunan curah jantung
10.Resiko tinggi keletihan
11.Resiko tinggi perubahan pertumbuhan dan perkembangan
12.Resiko tinggi perubahan proses keluarga
13.Resiko tinggi penatalaksanaan aturan pengobatan yang tidak efektif
J.Intervensi Keperawatan
1.Pantau anak untuk mengetahui reaksi terhadap pengobatan
2.Pantau adanya tanda dan gejala infeksi :
a.Waspadai bahwa demam adalah tanda yang terpenting dari infeksi
b.Obati semua anak seakan-akan mereka semua menderita neutropeni sampai diperoleh hasil test. Isolasi mereka dari pasien klinik lainnya, terutama anak-anak dengan penyakit infeksi, khususnya varisela.
c.Minta anak tersebut memakai masker bila bersama dengan orang lain dan bila menderita neutropeni berat ( leukosit kurang dari 1000/mm3).
d.Waspadai bahwa jika seorang anak menderita neutropeni, ia tidak boleh menjalani kemoterapi. Anak tsb dapat menerima antibiotik Ivjika demam juga terjadi (lebih banyak pasien yang meninggal karena infeksi daripada karena penyakitnya).
3.Pantau adanya tanda dan gejala hemoragi
a.Periksa adanya memar dan petekia pada kulit
b.Periksa danya mimisan dan gusi berdarah
c.Jika diberi suntikan, tekan bekas tusukan lebih lama dari biasanya (kira-kira 3-5 menit) untuk memastikan perdarahan telah berhenti. Perikas lagi untuk memastikan bahwa tidak ada perdarahan lagi.
4.Pantau adanya tanda gejala komplikasi
a.Somnolens radiasi : dimulai 6 minggu setelah menerima radiasi kraniospinal, anak menunjukkan keletihan berat dan anoreksia selama kira-kira 1-3 minggu. Orang tua sering kali mersa khawatir tentang terjadinya kambuhan pada saat ini dan perlu untuk diyakinkan.
b.Gejala SSP : sakit kepala, penglihatan kabur atau ganda, muntah. Gejala-gejala tersebut dapat mengindikasikan keterlibatan SSP.
c.Gejala pernafasan : batuk, kongesti paru, dispnea. Gejala-gejala tersebut mengindikasikan adanya pneumositis atau infeksi pernafasan lainnya.
d.Lisis sel : lisis sel yang cepat setelah kemoterapi dapat mempengaruhi kimia darah, mengakibatkan peningkatan Kalsium dan Kalium.
5.pantau adanya kekhawatiran dan ansietas tentang diagnosis kanker dan hubungannya dengan pengobatan; pantau respon emosional seperti marah, menyangkal, kesedihan
6.Pantau adanya gangguan dalam fungsi keluarga
a.Dasar semua intervensi pada latar belakang budaya, agama pendidikan, dan sosial ekonomi keluarga
b.Libatkan saudara kandung sebanyak mungkin dalam perawatan karena mereka sangat prihatin terhadap perubahan yang terjadi pada anak yang sakit dan fungsi keluarga
c.Pertimbangkan kemungkinan bahwa saudara kandung merasa bersalah dan disalahkan
d.Tingkatkan keutuhan keluarga dengan memberi kebebasan jam kunjung selama 24 jam bagi semua anggota keluarga.
K.Hasil yang Diharapkan
1.Anak mencapai remisi
2.Anak bebas dari komplikasi penyakit
3.Anak dan keluarga mempelajari tentang koping yang efektif untuk menghadapi hidup dan penatalaksanaan penyakit tersebut.
REFERENSI
1.Whaley’s and Wong. Essential of Pediatric Nursing. Sixth Edition.
2.Betz,
3.Whaley’s and Wong. Clinical Manual of Pediatric Nursing. Edisi 4.
4.Joyce Engel. Pengkajian Pediatrik. Edisi 2.
5.Brunner& Suddarth. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8. Vol 2.
6.Guyton. Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit. Edisi III.
Jumat, 16 Oktober 2009
Supervisi keperawatan
Supervisi adalah suatu teknik pelayanan yang tujuan utamanya adalah mempelajari dan memperbaiki secara bersama-sama (H. Burton, dalam Pier AS, 1997 : 20). Supervisi keperawatan adalah suatu proses pemberian sumber-sumber yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas dalam rangka mencapai tujuan.
2. 2 Tujuan Supervisi
Tujuan supervisi adalah pemenuhan dan peningkatan pelayananan pada klien dan keluarga yang berfokus pada kebutuhan, ketrampilan dan kemampuan perawat dalam melaksanakan tugas.
2. 3 Prinsip Supervisi
1. Supervisi dilakukan sesuai dengan struktur organisasi.
2. Supervisi memerlukan pengetahuan dasar manajemen, ketrampilan hubungan antar manusia dan kemampuan menerapkan prinsip manajemen dan kepemimpinan.
3. Fungsi supervisi diuraikan dengan jelas, terorganisir dan dinyatakan melalui petunjuk, peraturan, uraian tugas dan standart.
4. Supervisi merupakan proses kerja sama yang demokrasi antara supervisor dan perawat pelaksana.
5. Supervisi merupakan visi, misi, falsafah, tujuan dan rencana yang spesifik.
6. Supervisi menciptakan lingkungan yang kondusif, komunikasi efektif, kreatifitas dan motivasi.
7. Supervisi mempunyai tujuan yang berhasil dan berdaya guna dalam pelayanan keperawatan yang memberi kepuasan klien, perawat dan manajer.
2. 4 Pelaksana Supervisi
1. Kepala Ruangan :
a) Bertanggung jawab dalam supervisi pelayanan keperawatan pada klien di ruang perawatan
b) Merupakan ujung tombak penentu tercapai atau tidaknya tujuan pelayanan kesehatan di rumah sakit.
c) Mengawasi perawat pelaksana dalam melaksanakan praktek keperawatan diruang perawatan.
2. Pengawas perawatan :
Bertanggung jawab dalam mensupervisi pelayanan pada kepala ruangan yang ada di instalasinya.
3. Kepala seksi perawatan :
Mengawasi instalasi dalam melaksanakan tugas secara langsung dan seluruh perawat secara tidak langsung.
2. 5 Alur Supervisi
==> Masih bingung upload
Keterangan : Kegiatan supervisi
Delegasi dan supervisi
2. 6 Langkah-langkah Supervisi
1. Pra supervisi
a) Supervisor menetapkan kegiatan yang akan disupervisi.
b) Supervisor menetapkan tujuan
2. Supervisi
a) Supervisor menilai kinerja perawat berdasarkan alat ukur atau instrumen yang telah disiapkan.
b) Supervisor mendapat beberapa hal yang memerlukan pembinaan.
c) Supervisor memanggil Perawat Primer dan Perawat Associste untuk mengadakan pembinaan dan klarifikasi permasalahan.
d) Supervisor mengklarifikasi permasalahan yang ada.
e) Supervisor melakukan tanya jawab dengan Perawat Primer dan Perawat Associate
f) Supervisor memberikan masukan dan solusi pada Perawat Primer dan Perawat Associate
g) Supervisor memberikan reinforcement pada Perawat Primer dan Perawat Associate.
2. 7 Peran supervisor dan fungsi supervisi keperawatan
Peran dan fungsi supervisor dalam supervisi adalah mempertahankan keseimbangan pelayanan keperawatan dan manajemen sumber daya yang tersedia.
1. Manajemen pelayanan keperawatan.
Tanggung jawab supervisor adalah :
a) Menetapkan dan mempertahankan standar praktek keperawatan.
b) Menilai kualitas asuhan keperawatan dan pelayanan yang diberikan.
c) Mengembangkan peraturan dan prosedur yang mengatur pelayanan keperawatan, kerjasama dengan tenaga kesehatan lain yang terkait.
2. Manajemen anggaran
Manajemen keperawatan berperan aktif dalam membantu perencanaan, dan pengembangan. Supervisor berperan dalam :
a) Membantu menilai rencana keseluruhan dikaitkan dengan dana tahunan yg tersedia, mengembangkan tujuan unit yang dapat dicapai sesuai tujuan RS.
b) Membantu mendapatkan informasi statistik untuk perencanaan anggaran keperawatan.
c) Memberi justifikasi proyeksi anggaran unit yang dikelola.
Supervisi yang berhasil guna dan berdaya guna tidak dapat terjadi begitu saja, tetapi memerlukan praktek dan evaluasi penampilan agar dapat dijalankan dengan tepat. Kegegalan supervisi dapat menimbulkan kesenjangan dalam pelayanan keperawatan.
2. 8 Tehnik Supervisi meliputi
1. Proses supervisi keperawatan terdiri dari 3 elemen kelompok, yaitu :
a) Mengacu pada standar asuhan keperawatan.
b) Fakta pelaksanaan praktek keperawatan sebagai pembanding untuk menetapkan pencapaian.
c) Tindak lanjut dalam upaya memperbaiki dan mempertahankan kualitas asuhan.
2. Area Supervisi.
a) Pengetahuan dan pengertian tentang klien.
b) Ketrampilan yang dilakukan disesuaikan dengan standar.
c) Sikap penghargaan terhadap pekerjaan misalnya kejujuran, empati
3. Cara Supervisi
Supervisi dapat dilakukan melalui dua cara, Yaitu:
a) Langsung.
Supervisi dilakukan secara langsung pada kegiatan yang sedang berlangsung, dimana supervisor dapat terlibat dalam kegiatan, feed back dan perbaikan.
Adapun prosesnya adalah:
1) Perawat pelaksana melakukan secara mandiri suatu tindakan keperawatan didampingi oleh supervisor.
2) Selama proses, supervisor dapat memberi dukungan, reinforcement dan petunjuk.
3) Setelah selesai, supervisor dan perawat pelaksana melakukan diskusi yang bertujuan untuk menguatkan yang telah sesuai dan memperbaiki yang masih kurang. Reinforcement pada aspek yang positif sangat penting dilakukan oleh supervisor.
2) Supervisi secara tidak langsung :
Supervisi dilakukan melalui laporan baik tertulis maupun lisan. Supervisor tidak melihat langsung apa yang terjadi dilapangan sehingga mungkin terjadi kesenjangan fakta. Umpan balik dapat diberikan secara tertulis.
Nursalam, 2002. Manajemen Keperawatan : Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan Profesional. Jakarta : Salemba Medika.
Nursalam, 2007. Manajemen Keperawatan : Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan Profesional. Edisi 2. Jakarta : Salemba Medika.
Gillies, 19VIII9. Managemen Keperawatan Suatu pendekatan Sistem, Edisi Terjemahan. Alih Bahasa Dika Sukmana dkk. Jakarta.
FKp, 2009. Buku Panduan Manajemen Keperawatan : Program Pendidikan Ners. Surabaya.
…………….. 2008. Kumpulan Materi Kuliah Manajemen Keperawatan : Disampaikan Pada Perkuliahan FKP Unair (tidak dipublikasikan).
Sabtu, 28 Maret 2009
ATURAN AMBULANS GAWAT DARURAT DI JALAN RAYA
Setiap negara memiliki undang-undang yang mengatur pengoperasian kendaraan emergensi. Pengemudi ambulans umumnya dibebaskan dari aturan kecepatan, parkir, larangan menerobos lampu lalu lintas, dan arah jalan. Namun demikian, peraturan juga menggariskan bahwa jika ambulans dikemudikan kendaraannya tanpa memperdulikan keselamatan orang lain, maka harus siap membayar konsekuensinya, bisa berupa
1) Kecepatan yang berlebihan dapat menigkatkan kemungkinan terjadinya tabrakan.
2) Kecepatan yang tinggi membutuhkan jarak yang labih panjang untuk berhenti, sehingga dapat mengakibatkan hal-hal yang tidak diharapkan.
Peraturan di beberapa negara mungkin memperbolehkan untuk tidak mematuhi peraturan lalu lintas dalam keadaan emergensi yang sebenarnya dan dengan memperdulikan keselamatan orang lain. Pengecualian dalam hal ini, mencakup aturan batas kecepatan, lampu merah dan tanda berhenti, dan peraturan lain serta sejumlah batasan larangan.
Sesuai dengan peraturan kecepatan maksimal di perkotaan, kecepatan tidak melebihi 80 km/jam. Pada Dalam hal ini, sebuah ambulan mendapatkan hak istimewa di jalan karena memiliki tanda visual berupa lampu isyarat berwarna biru sesuai pasal 66 Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1993 tentang Kendaraan dan Pengemudi, sedangkan sesuai pasal 75 Unit ambulans juga memiliki isyarat perangkat audio berupa sirine (Depkes RI, 2005).
MASALAH YANG DITIMBULKAN AKIBAT KONDISI KETIDAKAMANAN DAN KETIDAKNYAMANAN
Masalah yang ditimbulkan akibat kondisi ketidakamanan dan ketidaknyamanan adalah jatuh, kebakaran, injuri dan sebagainya. Berikut akan dibahas permasalahan-permasalahan tersebut dan bagaimana pemecahannya.
1. Tindakan Keselamatan
Keselamatan adalah tanggung jawab setiap orang. Lingkungan yang aman penting baik bagi pasien yang tirah baring maupun bagi pasien ambulasi yang bisa berdiri dan berjalan. Keselamatan harus menjadi bagian penting dalam semua tindakan yang anda lakukan atau untuk pasien. Perhatian ini mencakup tidaj hanya pasien, tetapi meluas sampai ke keselamatan unit dan keseluruhan lingkungan. Kecelakaan yang melibatkan pasien dan staf dapat dikurangi dengan drastic jika tindakan sederhana tersebut diikuti.
Bel panggil harus tetap berfungsi. Bel tersebut diletakkan di tempat yang mudah dijangkau oleh tangan pasien. Bel ini digunakan pasien untuk memberitahukan orang lain akan adanya kebutuhan.
Pasien harus diberitahu secara hati-hati tentang penggunaan bel panggil ini. Biarkan pasien untuk menunjukkan pada anda bagaimana bel tersebut digunakan sehingga anda yakin bahwa pasien sudah mengerti. Beritahu pasien lokasi tombol gawat darurat yang ada di setiap kamar mandi.
Peralatan Dan Perawatannya
Anda dapat mencegah kecelakaan yang berhubungan dengan peralatan jika anda:
1. Melaporkan kebutuhan perbaikan dengan segera.
Kemungkinan bahaya tersebut meliputi:
a. Sekrup yang lepas
b. Tali yang berserakan
c. Roda yang longgar
d. Kenop kendali yang rusak
e. Gerendel yang tidak terkait
f. Penghalang tempat tidur yang tidak dikencangkan dengan benar
g. Rem kursi roda dan brankar yang rusak
2. Buang peralatan ke tempat yang tepat. Hamper semua fasilitas membuang benda-bena tajam seperti jarum dan pisau ke dalam wadah khusus.
3. Jangan pernah memegang pecahan kaca dengan tangan anda. Pecahan yang besar dapat diambil dengan menggunakan forsep. Pecahan yang kecil dapat diambil dengan membasahi beberapa handuk kertas dan memegang kedua ujungnya dengan hati-hati sehingga jari-jari anda tidak mneyentuh pecahan tersebut.
4. Ketahuilah selalu apa yang anda tangani dan metode yang tepat untuk pembuangannya
2. Mencegah Jatuh
Jatuh dapat terjadi karena beberapa alasan. Pasien mungkin:
- Salah memperkirakan jarak dari tempat tidur ke lantai.
- Merasa lamah atau pusing pada saat mencoba untuk bangun.
- Merubah posisi terlalu cepat dan kehilangan keseimbangan ketika mencoba untuk bangun dari kursi. Hal ini umum terjadi khususnya pada pasien lanjut usia.
- Bertemu bahaya ketika sedang berjalan.
- Tidak mengenal lingkungan sekelilingnya.
- Meminum obat yang membuat kesadaran mereka terhadap lingkungan berkurang.
- Berada di tempat gelap.
Anda harus menggunakan tindakan pencegahan yang baik untuk menghindari kecelakaan ini.
- Selalu meninggalkan tempat tidur dengan posisi horizontal terendah ketika anda sudah selesai memberikan asuhan.
- Memasang penghalang tempat tidur dan memeriksa kemanannya, jika dapat digunakan.
- Periksa dan sesuaikan objek-objk yang menonjol seperti roda tempat tidur dan engkolnya.
- Bersihkan dan pindahkan alat-alat yang tidak dibutuhkan lagi.
- Jangan membiaran selimut yang digunakan oleh pasien yang duduk di kursi menyentuh lantai. Menyentuh lantai berarti mnegkontaminasi selimut dan juga dapat menyebabkan tersandung.
- Bersihkanlah segera percikan-percikan.
- Anjurkan untuk menggunakan peganggan sepanjang dinding koridor pada saat berjalan.
- Observasi pasien ambulasi dengan baik akan adanya tanda-tanda kelemahan atau gaya berjalan yang tidak stabil.
- Pastikan bahwa ada cukup cahaya, terutama di waktu senja dan malam hari. Pastikan bahwa pasien mempunyai penunjang kaki yang baik dengan sol sepatu yang tidak licin.
3. Panduan Dasar Mengerakkan Atau Memindahkan Pasien
Memindahkan pasien harus dilakukan dengan hati-hati untuk menghindari cedera pada diri anda dan pasien. Ingatlah untuk melakukan mekanika tubuh yang baik dan mengikuti prosedur yang tepat untuk setiap kegiatan. Prosedur khusus untu melakukan kegiatan pemindahan akan dibahas pada Bab Ambulasi. Berikut ini adalah peraturan umum untuk diingat.
- Jangan pernah menggunakan bangku pijakan kecuali jika benar-benar dibutuhkan. Jika bangku pijakan ini dibutuhkan, jagalah agar benda tersebut jauh dari lalu lintas jalan dalam kamar. Letakkan kaki anda dengan baik diatasnya agar tidak tergelincir atau tidak tersandung kaki bangku tersebut, atau kaitan kaki anda di belakang salah satu kaki bangku.
- Pada saat membantu pasien pindah, pastikan bahwa roda tempat tidur dan roda alat transport, seperti banker atau kursi roda sudah dikunci.
- Tahanlah kursi tersebut pada saat pasien bangun atau duduk untuk mencegah pasien tergelincir. Kaitkan satu kaki anda dibelakang kaki depan kursi pada saat pasien anda didudukkan.
- Berjalan ke sisi kanan koridor. Tetaplah berada di sisi kanan ketika memindahkan pasien dengan brankar atau tandu dan kursi roda. Berhati-hatilah terutama di perempatan, jalan yang menanjak, atau menurun atau bergerak d jalan sempit.
- Selalu berjalan, jangan pernah berlari, meskipun anda merasa ditekan untuk bergerak lebih cepat pada saat itu.
- Jangan pernah memainkan permainan yang kasar karena hal tersebut tidak tepat dan membahayakan.
- Perhatikan bahwa lengan pasien yang paralysis diletakkan di pangkuannya. Jangan membiarkannya terkulai sampai ke jari-jari roda karena mungkin saja dapat tersangkut ke bawah kursi pada saat kursi roda tersebut bergerak. Ingatlah untuk menaikan sandaran kaki ketika pasien akan duduk atau bangun dari kursi roda.
- Di lingkungan perawatan di rumah, bereskan karpet yang berantakan yang dapat meyebabkan klien tesandung dan jatuh. Letakkan keset yang tidak licin di kamar mandi.
4. Penunjang Postur
Penunjang postur terkadang mungkin diperlukan untuk menunjang posisi pasien atau untuk menyokong bagian tubuh tertentu. Penunjang adalah alat yang digunakan untuk membantu mempertahankan pasien dalam posisi tubuh yang baik atau untuk menjamin keselamatan pasien. Alat penunjang ini cenderung untuk membatasi pergerakan pasien sampai beberapa tingkatan. Oleh karena itu, alat tersebut harus hanya digunakan:
- Atas perintah dokter.
- Ketika semua tindakan untuk mencapai tujuan perawatan sudah dicoba.
- Pada saat alat tersebut bisa dilepas dengan interval waktu tertentu untuk memeriksa adanya iritasi atau sirkulasi yang buruk di daerah tersebut.
Ketika alat penunjang digunakan:
- Jelaskan mengapa alat tersebut dibutuhkan dan yakinkan pasien berulangkali meskipun anda berfikir bahwa pasien tidak mengerti.
- Periksalah pasien dan penempatan alat penunjang setiap 2 jam. Periksalah setiap area dengan cermat akan adanya tanda-tanda iritasi dan sirkulasi yang buruk. Beri kesempatan pada pasien untuk bergerak dan merubah posisi.
- Perhatikan posisi dan kesesuaian posisi tubuh dengan cermat. Beri perhatian pada kulit.
- Antisipasi kebutuhan fisik dasar akan cairan dan eliminasi. Pasien yang memakai alat penunjang mengalami kesulitan dalam pemenuhan kebutuhan-kebutuhan tersebut.
- Tempatkan pasien di temapt dimana pasien dapat diobservasi dengan baik.
Dibanyak fasilitas, fisioterapi bersama dengan staf keperawatan merencanakan pemakaian secara langsung alat penunjang, untuk menyokong, mempertahankan posisi, dan keselamatan pasien.
5. Penyelamatan Kebakaran
merupakan fakta ilmiah bahwa jika terdapat tiga elemen dalam jumlah yang tepat, maka akan menjadi kebakaran. tiga elemen tersebut adalah panas, bahan bakar, dan oksigen.
Mengetahui dan berlatih prosedur kebakaran dan rencana evakuasi secara teratur bagi fasilitas merupakan tanggung jawab bagi setiap anggota staf.
- Bermain peran prosedur gawat darurat sampai anda benar-benar aman. Ingatlah di semua keadaan gawat darurat kesejahteraan dan keselamatan pasien adalah hal terpenting.
- Pelajari tempat pintu darurat dan tempat serta penggunaan semua peralatan pengendalian kebakaran, seperti: alat pemadam api (extinguishers), alat penyiram (sprinklers), pintu darurat, dan jalan keluar darurat.
- Mengetahui dan berlatih prosedur kebakaran. Hal ini dilakukan secara teratur oleh setiap fasilitas. Banyak pasien yang cidera di waktu kebakaran karena kebinggungan dan ketidakmampuan mereka menolong diri sendiri.
- Tetaplah waspada terhadap semua kemungkinan bahaya kebakaran. Laporkkan hal tersebut dengan segera ke pihak yang berwewenang.
a. Bahaya Kebakaran
Beberapa kemungkinan bahaya kebakaran meliputi:
- Kabel listrik yang berserakan
- Sirkuit yang terlalu penuh
- Steker yang tidak tertanam dengan baik
- Tumpukan kertas dan kain
- Perlindungan yang tidak tepat selama terapi oksigen
- Merokok yang tidak terkendali; hampir semua fasilitas kesehatan melarang merokok didalamnya
- Korek api yang ditinggal begitu saja dimana nak-anak atau orang lain dapat menggunakannya tanpa pengawasan
- Merokok dalam ruangan dimana oksigen digunakan
b. Pencegahan Kebakaran
Banyak yang bisa anda dan setiap anggota staf lakukan untuk mencegah bencana kebakaran. Secara umum:
- Memeriksa kabel listrik yang berserakan
- Tidak mengisi sirkuit dengan terlalu banyak kawat listrik hingga terlalu penuh
- Tidak menggunakan kawat listrik yang ringan pada peralatan yang berkekuatan tinggi
- Menggunakan steker tiga cabang
- Tidak membiarkan adanya tumpukan-tumpukan yang berserakan di pintu keluar atau lalu lintas jalan
- Mengosongkan tempat kertas yang tidak terpakai dalam tempat yang tepat
- Tidak menyimpan kain lap yang berminyak atau kain cat
- Melaporkan kemungkinan bahaya dengan segera
- Melaporkan bau-bau asap dan/atau bau terbakar
- Menjaga agar jalan keluar darurat bersih dri peralatan dan reruntuhan
- Mengetahui dan mempraktekan prosedur penyelamatan kebakaran
- Tidak membiarkan pengunjung memberi rokok pada pasien
c. Merokok
Merokok di temapt tidur tidak pernah diperbolehkan kecuali jika pasien diawasi. Merokok harus dibatasi dengan ketat di area tertentu, kecuali jika diperbolehkan.
Hal ini diberlakukan untuk pasien, pengunjung, dan juga staf. Asbak harus besar. Penggunaan korek api harus diawasi. Bahan-bahan merokok disimpan di ruang perawat. Pasien-pasien yang tidak memiliki hak-hak istimewa untuk merokok tidak boleh memiliki bahan-bahan untuk merokok. Jika anda melihat pasien yang tidak diperbolehkan merokok memiliki bahan-bahan untuk merokok, kumpulkan bahan-bahan tersebut dan beritahukan perawat. Beberapa perokok mungkin memerlukan pengawasan langsung untuk merokok.
d. Kewaspadaan Oksigen
Penggunaan oksigen menghadirkan bahaya yang spesifik. Ketika oksigen digunakan:
- Jangan pernah mengijinkan orang untuk merokok, menyalakan korek api atau membakar sesuatu di temapt itu
- Jangan menggunakan cairan yang mudah terbakar seperti minyak, alkohol atau cat kuku.
- Jangan menggunakan peralatan listrik seperti radio, pengering rambut, pencukur elektrik, bantalan panas atau mainan.
- Tempelkan tanda yng menunjukkan bahwa oksigen sedang digunakan.
- Menggunakan selimut dan baju dari katun untuk pasien.
- Pakailah seragam dari katun dan baju hangat yang tidak terbuat dari wol pada saat memberikan perawatan.
- Pastikan bahwa tidak ada sigaret dan korek api/pematik dalam ruangan.
e. Bila Terjadi Kebakaran
Anda harus mengetahui kebijakan dan prosedur kebakaran di tempat anda. Jika terjadi kebakaran, tetaplah tenang. Pastikan bahwa semua yang berada dalam bahaya dipindahkan ke temapt yang aman. Kemudian bunyikan alarm sesuai dengan bejikan fasilitas. Ikuti rencana evakuasi yang sudah anda pelajari. Pasien pasti binggung dan ketakutan. Oleh karena itu, para staf harus tetap tenang dan terkendali.
Ingatlah:
- R: Remove patients (pindahkan pasien). Pindahkan pasien ke tempat yang aman. Pasien yang dapat berjalan dapat diiringi. Pada beberapa kasus, mereka dapat dimintai bantuan untuk membantu yang lain mencapai jalan keluar. Pasien mungkin perlu untuk dipindahkan dari tempat tidurnya keluar dari bahaya. Jika seseorang tidak dapat berjalan dan tempat tidurnya tidak dapat digerakkan, sprai dapat dijadikan tandu dan pasien ditarik ke tempat yang aman.
- A: Alarm. Bunyikan alarm. Gunakan interkom, bel tanda gawat darurat, telepon atau alarm kebakaran yang sesuai dengan kebijakan fasilitas. Beritahukan tipe dan tempat kebakaran.
- C: Contain fire (menahan api). Tutuplah jendela dan pintu, untuk mencegah aliran angin yang menyebabkan api menyebar dengan cepat.
- E: Extinguish fire (padamkan api).
- Ikuti rencana gawat darurat.
- Tetap tenang. Bersiaplah untuk mengikuti pengarahan jika seseoarang yang bertanggung jawab memberi perintah.
- Matikan pengatur suhu dan peralatan listrik lainnya.
- Matikan oksigen.
- Jangan menggunakan elevator.
f. Penggunaan Alat Pemadam Api
Jika anda telah dilatih menggunakan alat pemadam api, alat tersebut hanya digunakan untuk kebakaran yang kecil.
- Alat pemadam api harus dibawa tegak.
- Lepaskan pin pengaman.
- Tekanlah pegangan atas ke bawah.
- Arahkan selang penyiram ke sumber api.
Di segala situasi, pindahkan pasien ke tempat aman, ikuti ketentuan rumah sakit dan tetap tenang.
g. Gawat Darurat
Kebakaran hanyalah satu dari gawat darurat yang mungkin anda hadapi. Secara umum, ingatlah untuk:
- Tetap tenag di semua keadaan gawat darurat.
- Mengkaji situasi.
- Memberi tanda untuk meminta bantuan.
- Tidak pernah meninggalkan pasien sendirian.
- Ketika bantuan tiba, dengarkan dengan baik perawat dan tenaga kesehatan lain yang profesional.
- Mengikuti pengarahan yang diberikan dengan cermat.
- Menjadikan peraturan keselamatan dan pencegahan bahaya menjadi bagian yang tumbuh dalam kewaspadaan anda.
Sebagai bagian dari latihan anda, anda mungkin menerima instruksi pertolongan pertama dasar dan resusitasi jantung paru (RJP).
Sabtu, 07 Maret 2009
10 Cara Meningkatkan Kejeniusan Anda
Jumat, 20 Februari 2009
TIMBANG TERIMA PASIEN
Mengkomunikasikan keadaan pasien dan menyampaikan informasi yang penting.
Tujuan Khusus:
- Menyampaikan kondisi dan keadaan pasien (data fokus)
- Menyampaikan hal yang sudah/belum dilakukan dalam pemberian asuhan keperawatan kepada pasien
- Menyampaikan hal penting yang harus ditindaklanjuti oleh perawat dinas berikutnya
- Menyusun rencana kerja untuk dinas berikutnya
Manfaat bagi perawat :
- Meningkatkan kemampuan komunikasi antar perawat
- Menjalin suatu hubungan kerjasama dan bertanggungjawab antar perawat
- Perawat dapat mengikuti perkembangan klien secara paripurna
- Peningkatan pemahaman pelaksanaan timbang terima pasien
- Terhindar dari kekeliruan pemberian tindakan keperawatan
- Menimbulkan rasa aman
- Meningkatkan percaya diri/bangga
Manfaat bagi pasien:
Klien dapat menyampaikan masalah secara langsung bila ada yang belum terungkap
Manfaat bagi Rumah sakit:
Meningkatkan pelayanan keperawatan kepada klien secara komprehensif
Timbang terima pasien
Merupakan teknik atau cara untuk menyampaikan dan menerima sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan pasien
Harus dilakukan seefektif mungkin dengan secara singkat, jelas dan lengkap tentang tindakan mandiri perawat, tindakan kolaboratif yang sudah dilakukan/belum dan perkembangan saat itu
Informasi yang disampaikan harus akurat, sehingga kesinambungan asuhan keperawatan dapat berjalan dengan sempurna
Saat ini:
- Timbang terima sudah dilaksanakan setiap pergantian shift/operan dipimpin oleh Kepala Ruangan atau perawat penanggungjawab
- Prinsip timbang terima, semua pasien baru masuk dan pasien yang memiliki permasalahan yang belum/dapat teratasi serta membutuhkan observasi lebih lanjut
- Hal yang disampaikan dalam timbang terima:
- Jumlah pasien
- Identitas pasien dan diagnosa medis
- Data (Subyektif dan Obyektif)
- Masalah keperawatan yang sudah dan belum dilaksanakan
- Intervensi kolaboratif
- Rencana umum dan persiapan yang perlu dilakukan
4. Format timbang terima sudah ada dan setiap akhir timbang terima telah didokumentasikan dengan benar
Ke depan:
Timbang terima yang benar harus bisa dilaksanakan di semua pelayanan Rumah Sakit, tidak hanya di rawat inap, tetapi juga IRD dan Kamar Operasi yang pelayanannya 24 jam dan ada alur timbang terima yang sudah baku
Hal-hal yang perlu diperhatikan:
- Dilaksanakan tepat pada saat pergantian shift
- Dipimpin oleh Kepala Ruangan atau penanggungjawab pasien (PP)
- Diikuti oleh semua perawat yang telah dan akan dinas
- Informasi yang disampaikan harus akurat, singkat, sistematis, menggambarkan kondisi pasien saat ini serta menjaga kerahasiaan pasien
- Timbang terima harus berorientasi pada permasalahan pasien
- Saat timbang terima di kamar pasien, menggunakan volume suara cukup, bila ada sesuatu yang dianggap rahasia sebaiknya tidak dibicarakan secara langsung di dekat klien
Gambaran Sedikit tentang timbang terima semoga bermanfaat